BI bersama Pemkot Samarinda gelar pasar tani tekan inflasi

Samarinda – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Samarinda menggelar pasar tani yang melibatkan petani binaan BI, untuk mengendalikan laju inflasi.

“Untuk mengendalikan laju inflasi di Samarinda, selain pasar tani juga digelar pasar murah di Kelurahan Loa Bakung, Samarinda,” kata Kepala BI Perwakilan Provinsi Kaltim Ricky Perdana Gozali di Samarinda, Kamis.

Pasar murah dan pasar tani tersebut melibatkan Badan Urusan Logistik (Bulog), Perusahaan Daerah Varia Niaga Samarinda, dan sejumlah distributor bahan pangan sehingga harga yang ditawarkan menjadi lebih murah ketimbang harga pasar.

Ia melanjutkan, pasar murah dan pasar tani digelar untuk memberikan kepercayaan bagi masyarakat terhadap ketersediaan pasokan pangan di Samarinda yang masih tersedia, bahkan harganya juga terjangkau.

Untuk mendukung pasar tani, lanjutnya, juga dilakukan pemberian bantuan ongkos angkut kepada petani, sehingga harga yang didapatkan masyarakat sama dengan harga petani di ladang, karena dengan subsidi ongkos angkut, dapat memotong rantai distribusi sehingga petani mendapatkan keuntungan sepenuhnya.

“Kemarin di kelurahan itu juga diresmikan Mini Bebaya Mart Cabang Loa Bakung, sebagai kios stabilisator inflasi yang didirikan di tengah permukiman untuk memudahkan masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” katanya.

Dalam upaya meningkatkan kemudahan dalam bertransaksi, Mini Bebaya Mart juga dilengkapi dengan alternatif pembayaran menggunakan QRIS yang dilakukan oleh BI.

Ia juga mengatakan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim terus menunjukkan perbaikan, namun demikian, risiko inflasi khususnya dari komoditas pangan masih dapat meningkat dan perlu mendapatkan perhatian, sehingga langkah ini diyakini dapat menekan inflasi.

Inflasi Kaltim pada Agustus 2022 sebesar 4,96 persen years on years (yoy), lebih tinggi ketimbang capaian nasional yang tercatat 4,69 persen (yoy).

“Salah satu sumber naiknya inflasi adalah pangan, yakni inflasi pangan mencapai 11,5 persen yang merupakan level tertinggi sejak 8 tahun terakhir, sehingga BI merangkul semua pihak dalam memperkuat sinergi untuk pengendalian inflasi, meningkatkan ketahanan pangan, dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” ucap Ricky. (Ant)